Selama beberapa tahun terakhir, RIM terus mencoba untuk memasuki semua segmen pasar konsumen dengan merilis sejumlah produk baru, yang dibuat untuk menyaingi iPhone dan smartphone berbasis Android. Namun, upayanya gagal hingga membuat CEO RIM Thorsten Heins menyiapkan haluan, yang membutuhkan 'perubahan substansial'.
"Kami berencana kembali ke fokus pada segmen bisnis dan memanfaatkan posisi terdepan kami di segmen ini," kata Heins seperti dikutip Associated Press, Jumat (30/3). "Kami percaya bahwa BlackBerry tidak akan bisa berhasil jika kita terus mencoba membuat gadget yang diinginkan semua orang. Karena itu, kami berencana membangun kembali kekuatan kita".
Pada Kamis (29/3), RIM juga mengatakan bahwa mantan co-CEO Jim Balsillie telah mengundurkan diri dari dewan perusahaan. David Yach, kepala kantor teknologi untuk perangkat lunak, dan Jim Rowan, direktur operasi untuk operasi global, juga akan mundur dalam upaya perombakan manajemen.
Perusahaan berbasis Kanada itu sudah lama mendominasi pasar smartphone bisnis, dengan fasilitas BlackBerry yang dikenal karena tingginya keamanan dan kehandalan sebagai perangkat email. Presiden Barack Obama bahkan menolak untuk berpisah dengan BlackBerry-nya setelah ia menjabat sebagai presiden.
RIM telah berupaya untuk memperluas daya tariknya kepada konsumen, tetapi mengalami kesulitan karena ponselnya belum 'seseksi' para pesaing utamanya. RIM juga mengandalkan perbaikan dengan sistem terbarunya BlackBerry 10 yang akan dirilis, tetapi kembali menghadapi penundaan. Untuk itu, BlackBerry bahkan kalah dalam segmen bisnisnya, setelah para karyawan menuntut difasilitasi iPhone atau perangkat Android ketimbang BlackBerry.
Hingga saat ini, Apple telah menjual 37 juta unit iPhone dalam tiga bulan terakhir tahun 2012- melebihi dari penjualan RIM dalam tiga kuartal terakhir. Sementara, RIM BlackBerry hanya berhasil terjual 11,1 juta unit pada kuartal terakhir, yang berakhir 3 Maret lalu.
Sebelumnya, RIM juga diserang kritikan pedas dalam upayanya memproduksi komputer tablet untuk bersaing dengan iPad Apple. Antara lain, mendapat review negatif karena tabletnya diluncurkan tanpa program email dan sistem layanan pesan populer BlackBerry Messenger. Pada Desember lalu, tabletnya yang awalnya dibanderol US$ 500 kini menjadi US$ 200.
Kini, RIM mengatakan sedang menjajaki kemitraan dan kesempatan lainnya untuk di segmen konsumen bisnis yang ada berfokus pada pelanggan korporat. "Kita tidak bisa melakukan semuanya sendiri, tapi kita bisa melakukan apa yang sudah kita lakukan dengan baik," kata Heins.
Heins, yang mengambil alih perusahaan pada Januari lalu, membuat pernyataan tersebut selama konferensi pers setelah RIM mengumumkan hasil kuartalan yang anjlok dari harapan Wall Street. Rugi bersihnya adalah sekitar US$ 125 juta, atau 24 sen per saham, pada kuartal keempat fiskal. Hal ini tidak sebanding dengan US$ 934 juta atau $ 1,78 per saham, setahun yang lalu. (JAY/MEL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar