Di tengah kontroversi film The Innocence of Muslims, Yayasan Khordad di
Iran menaikkan hadiah sayembara bagi siapa saja berhasil membunuh Salman
Rushdie, penulis Inggris berdarah India. Nilainya meningkat dari Rp
26,6 miliar menjadi Rp 31,4 miliar.
Stasiun televisi
Al Arabiya
melaporkan, Senin (17/9), pemimpin Yayasan Khordad Hassan Sana'i
mengumumkan kenaikan hadiah buat pembunuh Rushdie. Dia menuding novel
itu memicu lahirnya film-film anti-Islam. "Jika Salman Rushdie tidak
dibunuh maka film-film lain menghina Nabi Muhammad takkan pernah
berakhir. Inilah saat tepat untuk membunuh dia," kata yayasan itu dalam
pernyataan tertulis.
Salman Rushdie adalah pengarang Ayat-ayat
Setan yang dituding menghina Islam. Dalam buku itu, penulis 65 tahun ini
menuduh Nabi Muhammad tukang kawin dan menyebut istri-istri Rasulullah
pelacur. Karena itulah, pemimpin Revolusi Islam Iran Ayatullah Khomeini
mengeluarkan fatwa mati buat Rushdie pada 1989.
Pemimpin
spiritual Iran Ayatullah Ali Khamenei tujuh tahun lalu menegaskan lagi
kewajiban buat membunuh Rushdie karena dia dianggap murtad.
Setelah
heboh, Ayat-ayat Setan, kaum muslim sejagat kembali diguncang dengan
munculnya The Innocence of Muslims karya Sam Bacile, lelaki Amerika
keturunan Yahudi. Film ini menggambarkan Nabi Muhammad penipu dan tukang
merayu.
Unjuk rasa besar-besaran disertai kekerasan muncul di
Timur Tengah dan negara-negara berpenduduk mayoritas Islam. Mereka
menuntut pemerintah Amerika meminta maaf dan Bacile harus dihukum mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar