Pria yang punya banyak nama
lain atau alias
(termasuk Sam Bacile, nama yang digunakan saat
memproduksi film Innocence of Muslims), tersebut merasa hidupnya tak
aman lagi setelah secara sukarela menjalani pemeriksaan pada Sabtu lalu
(15/9). Lantas, dia tidak pulang ke rumahnya dan memilih untuk mencari
tempat persembunyian.
Nakoula diperiksa penyidik
federal selama sekitar satu setengah jam Sabtu siang lalu waktu
setempat atau dini hari kemarin WIB (16/9). Pemeriksaan berlangsung
di kantor Cerritos County"s Sheriff.
Juru Bicara Cerritos
County"s Sheriff Steve Whitmore menuturkan bahwa setelah pemeriksaan
selesai, beberapa personelnya mengantarkan Nakoula ke sebuah lokasi yang
tidak disebutkan alias rahasia. "Dia pergi. Kami tidak tahu kemana
perginya," ujar Whitmore. "Yang jelas, dia bilang tidak akan kembali ke
rumahnya," tambahnya.
Tak hanya Nakoula yang
merasa hidupnya tidak aman. Penasihat penulisan skenario film Innocence
of Muslims, Steven Klein, juga mengaku sering kali menerima ancaman
pembunuhan. Klein telah lama dikenal sejak lama sebagai tokoh
anti-Islam.
"Saya benar-benar lelah,"
ujar Klein kepada koran lokal Press-Enterprise yang datang ke rumah pria
asal Riverside County itu kemarin. Saat menerima tamu, Klein terlihat
menggenggam pistol dan hanya mengenakan celana pendek putih dengan
bercak-bercak tinta di beberapa bagian.
Saat ini, penyidik federal
fokus memeriksa Nakoula atas dugaan apakah dia telah melanggar hukuman
percobaan lima tahun yang dijatuhkan pengadilan kepadanya dalam kasus
kejahatan keuangan. Hukuman itu membuat dia harus berada di bawah
pengawasan petugas setelah dibebaskan pasca-vonis 21 bulan penjara.
Hukuman tersebut dijatuhkan
setelah Nakoula terbukti membuka rekening bank dan kartu kredit dengan
identitas palsu. Setelah dibebaskan pada Juni 2011, Nakoula saat itu
dilarang untuk mengakses internet atau menggunakan nama lain atau alias
tanpa persetujuan petugas pengawas. Jika terbukti melanggar, hakim
bisa mengirim Nakoula kembali ke balik jeruji besi.
Dia secara sukarela
memenuhi panggilan petugas federal dan dijemput polisi di rumahnya
sejak Jumat malam (15/9). Ketika keluar rumah Sabtu pagi, dia menutupi
wajahnya dengan syal, mengenakan topi, dan kacamata hitam untuk
menyamarkan identitasnya. Berhari-hari rumahnya diserbu wartawan.
Karena alasan itu pula, dia enggan pulang.
Potret Nakoula sendiri
akhirnya beredar untuk pertama kali. Tabloid Daily Mail berhasil
mendapatkan gambar pria separo baya yang punya banyak nama atau alias
(seperti Nicola Bacily, Robert Bacily, Erwin Salameh, dan Sam Bacile)
itu. Dalam foto tersebut, Nakoula duduk di sofa di samping Anna Gurji,
salah seorang aktris film Innocence of Muslims.
Petugas berwenang sedang
meninjau kasus Nakoula yang terbukti bersalah dalam kasus kejahatan
perbankan pada 2010. Saat itu, pengadilan melarangnya menggunakan
komputer atau internet dan identitas palsu sebagai bagian dari
hukumannya. Dia juga diwajibkan untuk membayar USD 790 ribu. Sayangnya,
Whitmore tidak menjelaskan detail isi interogasi terhadap Nakoula.
Biro Penyelidik Federal
(FBI) mengidentifikasi Nakoula sebagai produser film Innocence of
Muslims. Film yang isinya anti-Islam dan melecehkan Nabi Muhammad SAW
itu memicu reaksi luas. Sejumlah kedutaan besar (Kedubes) atau
perwakilan AS di Timur Tengah didemo dan diserang.
Sebagian besar lokasi
syuting film berlangsung di dalam kantor Media for Christ, lembaga
nirlaba yang bermarkas di Duarte, Los Angeles. Sebagian dananya didapat
dari kegiatan amal tahun lalu hingga lebih dari USD 1 juta.
Film tersebut disutradarai
Alan Roberts, 65, veteran di industri perfilman. Selama ini
karya-karyanya didominasi film-film semiporno dan aksi yang berlebihan.
Menurut situs Gawker, sejumlah film karya Roberts adalah Young Lady
Chatterley II dan Karate Cop.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar